03/03/2013

Menjadikan Makan dan Minum Sebagai Aktifitas Ketaqwaan


Khutbah Jum’at 1/3/2013
Masjid As-Salam Majlis Ta’lim PT XL Axiata, Tbk. (MTXL)




Assalammu’alaikum Warohmatullloohi Wabarokatuh,
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ

Ma’asiral muslimin Rahimaniy wa Rahimakumullah
Saudara-saudaraku kaum muslimin yang khotib cintai dan di-Rahmati Allah


Pembuka khutbah yang barusaja khatib bacakan adalah Khutbatul Hajat, pembuka khutbah yang biasa dibacakan oleh Rasulullah saw. Dengan demikian hampir dalam setiap khutbahnya Rasulullah menyerukan mengenai perintah bertaqwa. Tidak kurang dari 4 perintah taqwa dalam pembuka diatas. Dan sudah difahami jika sesuatu hal diulang secara terus menerus maka hal tersebut adalah sangat-sangat penting dan bahkan bisa jadi pokok bahasan dalam kita menyerukan agama ini.
‘Ulama sepakat bahwa yang dimaksud taqwa secara syariat adalah Imtitsalu Nawamir wajtinabu nawahi, mengerjakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Dengan demikian inti seruan taqwa adalah meningkatkan amalan-amalan yang diperintahkan dan segera mengurangi hal-hal yang dilarang, segera mengurangi maksiat, segera mengurangi perbuatan-perbuatan dosa sekecil apapun.

Ma’asiral muslimin Rahimaniy wa Rahimakumullah
Hendaknya kita mulai melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya dalam setiap aktivitas kehidupan kita. Termasuk dalam makan dan minum.
Makan dan minum adalah kegiatan setiap manusia setiap hari. Alangkah ruginya kita jika ternyata dalam makan dan minum ini kita melanggar larangan-Nya, karena berarti minimal 2 kali sehari kita menambah daftar hal-hal yang kita langgar. Dan alangkah beruntungnya jika kita dapat makan dan minum sesuai perintahnya, karena berarti minimal 2 kali sehari kita menambah daftar amal yang diperintahkan.

Ma’asiral muslimin Rahimaniy wa Rahimakumullah
Di dalam mendefinisikan taqwa, untuk kata mengerjakan segala perintahnya ‘Ulama menggunakan kata “Imtitsalu”. Imtitsalu Nawamir. Padahal kata imtitsalu sejatinya bukan mengerjakan. Asal katanya adalah “mitslun”. Atau yang kita kenal dalam bahasa Indonesia dengan misal. Yang salah satu artinya mirip. Kenapa? Karena dalam melaksanakan perintah Allah, kita harus mirip/semisal dengan yang dikerjakan Rasulullah saw. ittiba’, mengikuti apa yang dilakukan beliau, yang dianjurkan beliau dan apa-apa yang beliau setujui ketika sahabat melakukannya (taqrir).
Demikian dalam hal makan dan minum. Termasuk dalam melaksanakan perintah Allah ketika kita mengerjakan apa yang Rasulullah lakukan saat makan dan minum. Termasuk dalam melaksanakan perintah Allah ketika kita mengerjakan apa yang Rasulullah anjurkan dan beliau taqrir ketika makan.
Berikut beberapa hal yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan dan yang dilarang dalam makan dan minum.

1.       Jangan Makan dan Minum barang yang haram
Allah berfirman dalan QS. Al-Baqarah: 168:

Allah berfirman, "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu."
(QS. al-Baqarah : 168)

Haramnya makanan dan minuman disebabkan oleh dua hal. Yang pertama adalah zatnya, haram bi zatihi. Misal daging babi, darah, hewan yang disembelih dengan bukan nama Allah, maka itu haram karena zatnya. Yang kedua adalah haram karena cara memperolehnya. Misal diperoleh dengan cara mencuri atau dibeli dari uang hasil curian, uang hasil riba, dan cara yang haram lainnya.

Di ayat tadi jelas disebutkan bahwa memakan makanan haram adalah pintu untuk mengikuti langkah-langkah syetan. Pintu menuju dosa-dosa dan kesengsaraan di Akhirat.
Rasulullah dengan tegas mengatakan daging dari makanan haram, maka nerakalah yang berhak menjadi tempat kembalinya:

Pada suatu hari Saad bin Abi Waqqas bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, doakan aku kepada Allah agar aku dijadikan Allah orang yang makbul doanya." Rasulullah menjawab, "Hai Saad, makanlah yang baik, (halal) tentu engkau menjadi orang yang makbul doanya. Demi Allah yang memegang jiwa Muhammad, sesungguhnya seorang yang pernah melemparkan sesuap makanan haram ke dalam mulutnya (perutnya), maka tidaklah akan dikabulkan doanya selama selama 40 hari. Siapa saja manusia yang dagingnya tumbuh dari makanan yang haram, maka nerakalah yang berhak untuk orang itu."
(HR. Alhaafidh Abubakar bin Mardawih dikutip oleh Alhaafidh Ibnu Kathin dalam tafsirnya).

Saudara-saudaraku, bagi kita yang karyawan sebenarnya relatif lebih mudah untuk menjaga kita dari membeli makanan dan minuman dari uang haram. Take home pay kita sudah jelas, kelebihan penghasilan bisa kita perhitungkan dengan jelas dari bonus atau mungkin dari hasil usaha lainnya. Jika ternyata ada uang di kita yang melebihi dari pemasukan-pemasukan yang sudah jelas di atas maka sudah seharusnya kita mempertanyakan kepada kita sendiri apakah kelebihan ini dari sumber yang halal atau yang haram. Ingat di hadits disebutkan jika kita merasa samar (syubhat) lebih baik kita anggap hal itu haram.
Di mimbar ini Khotib menasihati diri khotib dan jama’ah sekalian untuk memperhatikan cara kita memperoleh nafkah, yang dengan nafkah itu kita makan dan minum, yang dengan nafkah itu kita beri anak istri kita makan dan minum. Karena sudah jelas ancamannya, kesengsaraan di akhirat dan ketidak berkahan di dunia.

Ma’asiral muslimin Rahimaniy wa Rahimakumullah
Adapun adab makan sesuai sunnah Rasulullah yang kedua, ketiga dan keempat:

2,3,4 Membaca Bismillah, Makan dengan tangan kanan dan makan yang berada di dekat kita


“Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” 
(HR Bukhari no. 5376 dan Muslim 2022)


5.  Banyaknya orang yang turut makan

Memberi makan orang adalah perbuatan yang terpuji. Imam Bukhari sampai memberi judul di salah satu bab di kitab Shahih-nya: “Memberi Makan Orang Lain Adalah Bagian Dari Islam”

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru r.a. bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Saw.:"Bagaimana menjadi muslim yang baik?" Rasulullah Saw. menjawab:"Berikan makanan pada orang lain, ucapkan salam kepada orang yang kau kenal dan yang tidak kau kenal."
(HR. Bukhari)

Imam Ahmad mengatakan, “Jika dalam satu makanan terkumpul 4 (empat) hal, maka makanan tersebut adalah makanan yang sempurna. Empat hal tersebut adalah menyebut nama Allah saat mulai makan, memuji Allah di akhir makan, banyaknya orang yang turut makan dan berasal dari sumber yang halal.
Dan hendaknya orang yang diberi makan mendoakan orang yang memberinya makan:

Ya Allah, berilah makanan orang yang memberi aku makan dan berilah minum orang yang memberi aku minuman.
(HR. Muslim no.2055)
6.  Bersyukur dengan membaca do’a setelah makan

Barang siapa yang makan makanan kemudian mengucapkan: “Alhamdulillaahilladzii ath'amanii haadzaa wa rozaqoniihi min ghairi haulin minnii wa laa quwwatin” (Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini, dan merizkikan kepadaku tanpa daya serta kekuatan dariku), maka diampuni dosanya yang telah lalu."
(HR. Tirmidzi no. 3458. Tirmidzi berkata, hadits ini adalah hadits hasan gharib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)


Ma’asiral muslimin Rahimaniy wa Rahimakumullah
Dan masih banyak lagi adab makan sesuai sunnah Rasulullah yang InsyaAllah kalau kita kerjakan akan dapat mengantarkan kita lebih dekat kepada derajat taqwa.
Aqulu qouliy hadza. Astagfirullaahu liiy wa lakum. 

Khutbah kedua

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
Ma’asiral muslimin Rahimaniy wa Rahimakumullah
Dalam khutbah kedua ini Khotib kembali mengingatkan bahwa hendaklah segala aktifitas kita adalah dalam rangka menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Dan sepeti sudah dibahas di khutbah pertama tadi bahwa bahkan aktifitas makan pun di dalamnya ada perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya. Diantaranya yaitu
1.       Tidak Makan dan Minum barang yang haram
2.       Membaca Bismillah
3.       Makan dengan tangan kanan
4.       Makan yang berada di dekat kita
5.       Banyak orang yang turut makan / memberi makan orang lain
6.       Bersyukur dengan membaca do’a setelah makan

Mari kita berdo’a dan berazam untuk selalu melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Dan kita berdo’a kepada Allah, Zat Yang Maha Mengabulkan Doa:


Allahumma a’inna ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik.
Ya Allah, tolonglah kami untuk berdzikir pada-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu

ALLAAHUMMA ASHLIHLANAA DIININAA ALLADZII HUWA ‘ISHMATU AMRINA,
Ya Allah, perbaikilah urusan agama kami yang menjadi penjaga bagi setiap urusan kami.
WA ASHLIHLANAA DUNYANAA ALLATIY FIIHAA MA’AASYINA,
Perbaikilah dunia kami yang di situlah urusan kehidupan kami
WA ASHLIHLANA AAKHIROTINA ALLATIY FIIHAA MA’ADINAA,
Perbaikilah akhirat kami yang ke sanalah kami akan kembali
WAJ’ALIL HAYAATA ZIYAADATALLANAA FII KULLI KHOIRIN,
Jadikanlah hidup kami ini sebagai tambahan kesempatan untuk memperbanyak amal kebajikan,
 WAJ’ALIL MAUTA ROOHATALLANA MIN KULLI SYAR
dan jadikanlah kematian kami sebagai tempat peristirahatan dari setiap kejahatan."


اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
Ya Allah, ampunilah kaum mukminin laki-laki dan wanita, kaum muslimin laki-laki dan wanita, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Sesungguhnya, Engkau adalah Dzat yang Maha Mendengar, Mahadekat, Dzat yang mengabulkan doa.”[1]

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Ya Rabb kami, berilah ampunan kepada kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu sebelum kami, dan janganlah Engkau membiarkan ada kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” [2]
اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِيْ أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْ مَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِيْ رِضَاكَ، وَارْزُقْهُ الْبِطَانَةَ الصَّالِحَةَ النَاصِحَةَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Ya Allah, berilah kami keamanan di negeri kami, jadikanlah pemimpin kami dan penguasa kami orang yang baik. Jadikanlah loyalitas kami untuk orang yang takut kepada-Mu, bertakwa kepada-Mu, dan mengikuti ridha-Mu, yaa Rabbal ‘alamin. Ya Allah, berikanlah taufik kepada pemimpin kami untuk menempuh jalan petunjuk-Mu, jadikanlah sikap dan perbuatan mereka sesuai ridha-Mu, dan berikanlah teman dekat yang baik untuk mereka, yaa Rabbal ‘alamin.” [3]

ALLAAHUMMANSHURNAL MU’MININA FII FILISTIN, FI AFGHAN, FI SURIAH, FII KULLI MAKAN, FII KULI JAMAN


رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ تَسْلِيمًا كَثِيرًا وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اْلحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ.

No comments:

Post a Comment